Pada ajang Kejuaraan Indonesian Downhill 2019, Series 3 di Ternadi Bike Park, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tidak hanya diikuti pembalap asing, melainkan juga diikuti peraih medali emas di Asian Games Downhill 2018. Salah satunya, bernama Khoiful Mukhib dan Tiara Andini Prastika yang turun di kelas berbeda.

Pebalap downhill nasional Khoiful Mukhib turun di kelas Men Elite harus puas di posisi dua pada sesi Seeding Run dengan catatan waktu 3 menit 27,237 detik. Sedangkan Tiara Andini Prastika yang turun di kelas Women Elite berhasil mendududki posisi pertama dengan torehan waktu 4 menit 24,743 detik.

Torehan waktu Khoiful Mukhib di Seeding Run, masih kalah dengan Pahraz Salman Alparisi yang meraih catatan terbaik di kelas men elite dengan waktu 3 menit 23,836 detik, disusul Popo Ariyo Sejati melengkapi tiga teratas Seeding Run dengan torehan waktu 3 menit 27,489 detik.  

Sementara Ayu Triyana, dalam memacu kecepatan di lintasan sepanjang 2,3 kilometer harus mengakui keunggulan Tiara Andini Prastika yang turun di kelas Women Elite dengan catatan 4 menit 00,587 detik. Sedangkan peringkat ketiga yakni Nia Vanessa dengan catatan waktu 4 menit 00,587 detik.

Khoiful Mukhib ditemui usai Seeding Run mengakui masih yakin bisa meraih juara karena menjadi tuan rumah. Lintasan di Ternadi Bike Park diakui sangat menantang karena banyak obstacle paling ekstrem dan bebatuan baru.

Cuaca yang sangat panas, diakui bakal menyulitkan downhiller dalam menaklukkan lintasan karena banyak debu tanah yang berhampuran di tengah lintasan yang memungkinkan menghambat laju kecepatan sepeda. Antisipasinya tentu dengan mencari line terbaik agar bisa mencatatkan waktu terbaik.

Khoiful Mukhib yang baru saja kembali setelah mengikuti kompetisi di Slovenia pada Mei 2019 dan Cekoslovakia pada Agustus 2019 mengakui bentang alam ekstrem di Ternadi Bike Park tak ubahnya lintasan di luar negeri yang membutuhkan konsentrasi dan kehati-hatian tinggi.

Dengan berbekal pengalaman kompetisi di Eropa tersebut, Mukhib optimistis bisa meraih hasil terbaik di final Indonesian Downhill nanti. Terlebih lagi, jaraknya dengan Andy Prayogo di posisi 1 kelasemen sementara hanya terpaut 81 poin.

Pemuncak Seeding Run memang bukan jaminan bisa menang saat final nantinya karena banyak faktor yang menentu keberhasilan, mulai dari kebugaran fisik downhiller hingga kesiapan kontrol emosi agar keputusannya selalu tepat serta kesiapan sepeda agar tidak mengalami kerusakan saat balapan.

Selama Seeding Run digelar, tercatat banyak pembalap yang mengalami ban bocor serta rantai terlepas. Raihan waktunya tentu tidak bisa maksimal karena mengalami kendala teknis.

Naila Hanifa, salah satunya pembalap yang memiliki catatan waktu Seeding Run kurang menguntungkan mengaku masih memiliki peluang untuk meraih hasil terbaik pada partai final besok. Pembalap berparas cantik asal Jakarta itu siap mengeluarkan kemampuan terbaiknya agar mendapatkan hasil maksimal.

Karakter lintasan di Ternadi memang diakui downhiller yang bernaung di tim Flyingsisters - The Predator itu sangat menantang meskipun sudah beberapa kali mengikuti kejuaraan serupa di Kudus.

"Saya tetap bertekad meraih podium pada kejuaraan seri pamungkas di Kudus ini," ujarnya.

Direktur Indonesian Downhill Parama Nugroho mengungkapkan hasil Seeding Run sendiri untuk mendapatkan urutan balapan saat final besok. Bagi pemuncak Seeding Run akan memiliki keuntungan lebih karena bisa melihat catatan waktu pembalap di depannya.

Secara keseluruhan sesi Seeding Run yang melibatkan ratusan pembalap berjalan dengan lancar. Kalaupun ada pembalap yang terjatuh merupakan hal wajar dalam balap downhill karena track yang disediakan banyak rintangan, mulai dari bebatuan hingga rintangan lain yang harus ditaklukkan downhiller.