Wonogiri - “This is one and only in Asia, i’m not seeing another event compare with IDH in same detail.” Beatrice Alfred Lajawa, President of the Commisaire Panel UCI saat berbincang dengan indonesiandownhill.com sesaat sebelum balapan final 76 Indonesian Downhill 2019 seri 1 Bukit Watu Cenik Wonogiri, Minggu (30/6/2019). 

Beatrice yang bertahun-tahun keliling Asia untuk mengawasi perlombaan balap sepeda tampaknya tahu betul kualitas event downhill yang terselenggara di Benua Asia. Bahkan sekelas Asian Championship pun menurut dia belum bisa menggelar event sedetail IDH karena ekosistem yang tak sehidup di Indonesia. 

Terlebih tahun 2019 menurut Beatrice, IDH menggunakan detail bagian per bagian lomba dengan lebih baik. Salah satu yang menjadi sorotan yakni adanya layar besar di finish dengan podium untuk penonton. 

“Ini (big screen) biasa kita temukan di kejuaraan seperti World Cup dan kalian di Indonesia bisa melakukannya untuk sebuah event downhill, meski ada beberapa hal yang tetap harus diperhatikan seperti luas ruang finish agar crowd penonton semakin besar. Ini hal menarik dan bagus karena kita semua bisa melihat detail lomba dari start sampai akhir plus ada live streaming juga,” ungkap commisaire asal Malaysia ini. 

Beatrice juga mengamini, detail event yang dipikirkan dengan sangat baik akan membayar lunas prestasi atlet-atletnya. Ia pun tak lagi heran, melihat Khoiful Mukhib dan Tiara Andini menjadi juara Asian Games karena mereka berkompetisi rutin di event berkualitas. 

“Para pebalap di Indonesia, bisa belajar cepat karena mereka bisa lihat apa yang sudah dilakukan saat bertanding, bisa mengoreksi karena punya rekaman. Persaingan di Indonesia juga sangat ketat karena pebalapnya cukup banyak, jadi event berkualitas memang sangat penting untuk prestasi sebuah negara,” imbuh commisare yang telah mengikuti perkembangan IDH sejak 2014 lalu. 

Melihat ekosistem downhill yang begitu hidup, Beatrice pun turut menyampaikan harapan agar kedepan, Indonesia bisa menjadi tuan rumah World Cup agar negara-negara di Asia bisa belajar secara langsung dengan biaya lebih terjangkau. “Selama ini kalau mau ikut harus ke Eropa dengan biaya sangat mahal. Kalau Indonesia bisa jadi tuan rumah, banyak hal positif yang akan didapatkan untuk downhill di sini bahkan mungkin Asia,” ungkapnya memungkasi perbincangan menarik.