Jepara, 15 Agustus 2018 - Kita tentu belum lupa kejutan yang terjadi di 76 Indonesian Downhill 2018 Seri 2 Bukit Klemuk Songgoriti Batu Jawa Timur beberapa waktu lalu. Satu pemuda asal Jepara yang baru saja promosi ke kelas paling bergengsi, Men Elite A berhasil mencatatkan waktu tercepat di Klemuk dan keluar sebagai juara pertama.

Ialah, Andy Prayoga pebalap tim ART yang berdiri di podium tertinggi Klemuk dan tersenyum paling lebar karena keberhasilan tersebut. Andy mengejutkan banyak orang kala itu karena mungkin nama Mulyadi Ateng atau Yavento Ditra, Mohammad Abdul Hakim Jambol atau Agung Fambudi lebih dijagokan menang setelah Khoiful Mukhib tak turun namun pebalap debutan tersebut malah berhasil menjadi juara.

Sontak Andy jadi pembicaraan paling tidak selama beberapa hari setelah race. Ucapan selamat tak berhenti mengalir padanya sekaligus menyemangati agar bisa melakukan lagi di seri selanjutnya.

indonesiandownhill.com pun berkesempatan berbincang dengan Andy Prayoga di sela waktu senggang antar seri. Andy yang telah kembali ke Jepara mengaku juga sangat kaget bisa meraih gelar juara di Klemuk kemarin.

“Kaget juga, tidak menyangka karena awalnya hanya target masuk lima besar Men Elite A. Apalagi saya baru tahun ini masuk kelas itu. Eh ternyata kerja keras saya berbuah hasil terbaik jadi juara,” ungkap Andy sembari tertawa malu.

Pebalap kelahiran 28 agustus 1998 yang tak lama lagi bakal merayakan ulang tahun ini mengungkap bahwa selama beberapa minggu terakhir usai mendapatkan cidera serius ketika turun di ajang Supercross BMX, ia berusaha mengejar banyak ketinggalan. Cidera parah tak membuat nyalinya menciut malah memunculkan motivasi besar untuk kembali ke track dan lebih baik dari sebelumnya.

“Saya sampai absen di seri satu (Bukit Hijau) karena cidera itu, tapi kemudian saya masuk proses penyembuhan dan bekerja keras. Pagi saya endurance dan sore di track, begitu sampai kembali fit dan berani turun di Klemuk kemarin,” sambungnya.

Keseharian Andy sendiri diakui tak bisa dilepaskan dari pantai karena ia tinggal di Jepara yang berbatasan langsung dengan laut. Bersantai di pinggir pantai sembari minum kopi pun jadi kebiasaan Andy Yoga yang tak pernah dilupakan saat hendak berangkat berlomba.

“Biasanya ngopi santai di pantai sebelum lomba biar pikiran rileks dan bisa fokus saat race, kalau keluar kota ya sebelum berangkat biasanya menyempatkan. Hari-hari sebelumnya sudah latihan keras pagi-sore jadi harus diimbangi rileks juga, sepedaan santai lanjut ngopi,” imbuhnya tersenyum.

Di tiga seri sisa IDH sendiri, Andy bertekad tampil maksimal untuk mampu paling tidak berada di lima besar tiap serinya. Saat ini, Andy berada di peringkat lima overall riders di Men Elite A, bersaing dengan Mulyadi Ateng, Jambol, Agung Fambudi dan Dedik Handika.

“Pokoknya saya harus berusaha semampu saya dan tetap berdoa agar bisa maksimal di seri kedepan. Mudah-mudahan bisa berprestasi maksimal di Men Elite A,” pungkas Andy.