Salah satu downhiller asal Malaysia Tan Soon Soon berhasil membukukan catatan waktu tercepat di partai final di Kejuaraan Indonesian Downhill 2019 di Ternadi Bike Park, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Downhiller yang turun di Kelas Master C itu sempat terjatuh, namun catatan waktunya masih yang terbaik.

Catatan waktu downhiller asal Malaysia yang bernaung di bawah bendera Redruder Racing-KKDH itu, 4 menit 11.821 detik. Catatan waktunya di final ini justru lebih lambat dibandingkan saat sesi Seeding Run dengan torehan waktu 4 menit 10.637 detik.

Posisi kedua ditempati pebalap Febri Ardi dengan catatan waktu 4 menit 21.115 detik, sedangkan Ifransyah menempati posisi ketiga dengan catatan waktu 4 menit 23.372 detik.

Bagi Febri catatan waktunya di final jauh lebih baik karena di sesi Seeding Run waktunya 4 menit 47.895 detik, sedangkan Ifransyah juga berhasil memperbaiki catatan waktunya saat sesi Seeding Run 4 menit 30.900 detik.

Tan Soon Soon ditemui di paddock usai balapan yang menguras tenaga mengakui lintasannya jauh lebih ekstrem karena banyak lubang dan tanahnya lebih berdebu dibandingkan di sesi Seeding Run.

Di sejumlah titik, juga banyak ditemukan trek yang hancur sehingga harus ekstra hati-hati dalam memilih line agar tidak terjatuh.

"Nyatanya, saya tetap terjatuh. Beruntung jatuhnya tidak jauh dari sepeda sehingga bisa segera bangkit dan memacu sepeda untuk mengejar waktu yang terbuang," ujarnya.

Lintasan Ternadi Bike Park bagi dirinya merupakan yang pertama, namun dirinya tidak mau mengingat secara detail lintasan. Panjang lintasan yang mencapai 2,3 kilometer diyakini susah diingat semuanya.

Berbeda dengan pembalap pada umumnya akan penuh percaya diri sepanjang perjalanan, downhiller yang satu ini justru sepanjang balapan terus berdoa "ayo sampai finish, ayo sampai finish,".

Ketika ditanya alasannya mengucapkan kata-kata "ayo sampai finish" berulang-ulang dalam hati, katanya, untuk menghilangkan rasa khawatir gagal finish. Hasilnya cukup membanggakan karena masih menjadi yang tercepat di Kelas Master C.

Downhiller asing yang menempati posisi tiga besar lainnya, yakni di Kelas Women Elite Siti Natasha asal Malaysia. Sementara dari tiga downhiller dari Tim Nasional Hongkong gagal bersaing dengan downhiller Tanah Air karena catatan waktunya masih kalah dengan rider lokal.

Siti Natasha ditemui di usai menuntaskan balapan seri tiga di Ternadi mengakui target awal memang bisa naik podium. Dengan raihan juara tiga di seri pamungkas IDH cukup membanggakan pula karena kompetisi di Indonesia sebagai ajang persiapan menuju Asian Games di Filipina.

Berbeda dengan downhiller asal Malaysia yang turun di kelas Master B Moh Fairuz mengakui tidak memiliki target podium karena hanya sekadar menyalurkan hobinya sekaligus menambah pengalaman bertanding di luar negeri. Track di Ternadi juga dianggap cukup licin karena tanahnya terlalu kering sehingga cenderung berdebu.