Image Source: Liputan6.com

Yogya, 30 September 2018 - Gempa dan Tsunami yang terjadi di Palu-Donggala Sulawesi Tengah Jumat (28/9) kemarin masih begitu terasa kepedihannya. Ratusan orang meninggal dunia dan tidak sedikit yang masih dinyatakan hilang hingga saat ini, belum lagi rumah-rumah hancur yang tak lagi bisa dihuni.

 

Tim SAR dari berbagai elemen masih terus berupaya mengevakuasi masyarakat di kedua kota tersebut. Gempa 7,4 Skala Richter benar-benar meluluh lantakkan kota ditambah gelombang Tsunami 1,5 meter yang menerpa wilayah tersebut.

 

Saat kejadian ternyata beberapa pebalap downhill yang selalu berpartisipasi dalam kejuaraan IDH tengah berada di Kota Palu. Mereka sedianya mengikuti salah satu kejuaraan yang diadakan di Track Selena Nomoni Palu.

 

Salah satu pebalap yang menceritakan pengalaman pada indonesiandownhill.com adalah Chrisdian Killim Mardianto. Pebalap Master Expert ini mengisahkan cerita yang cukup menyayat hati bahwa Kota Palu benar-benar lumpuh akibat gempa besar Jumat lalu.

 

Bersama para pebalap lainnya, Killim menceritakan sempat berlatih di track sebelum kejadian gempa besar terjadi. Kala itu Jumat sekitar pukul 14.50 WIT diakui Killim sudah ada gempa dengan skala yang cukup kecil hingga tetap diputuskan melakukan latihan.

“Setelah latihan itu jam 16.30 WIT gempa besar sekitar 15-20 detik, semua goyang dan ramai sekali suara pecah apapun dan kami takut bahkan untuk turun ke lantai satu karena kamar kami di hotel berada di lantai dua. Tidak ada peringatan apapun entah sirine atau apa, semua berhamburan mencari selamat sendiri-sendiri karena air laut langsung pasang surut karena hotel kami menghadap pantai,” ungkap Killim.

 

Alat komunikasi kala itu diakui lumpuh total hanya beberapa saja yang bisa digunakan. Pun begitu dengan listrik langsung padam lantaran kerusakan akibat gempa dan gelombang Tsunami tersebut.

 

“Masih ada gempa-gempa susulan tapi beruntung hotel kami tidak kena Tsunami hanya gasebo dan bangunan lama yang tergerus terbawa air laut. Kami tidak berani tidur di dalam hanya menggelar seprei di luar saja,” lanjutnya.

 

Killim tidak sendiri kala itu karena beberapa pebalap langganan IDH dari Spartan Racing Team, KJS Samarinda dan PSP Yogyakarta juga berada di lokasi kejadian. Beruntung seluruh pebalap selamat hanya beberapa saja yang mengalami luka ringan saat menyelamatkan diri.

 

Namun, tampaknya tidak begitu dengan ribuan orang di Kota Palu dan Donggala yang menjadi korban. Killim sendiri sangat kaget begitu menyaksikan lumpuh totalnya Kota Palu ketika hendak dievakuasi menuju bandara Palu.

 

“Sangat terpukul dan miris ketika menyaksikan dalam perjalanan ke bandara, jalan-jalan aspal retak, jembatan putus lalu melihat beberapa mayat korban juga. Rasanya habis hati,” tandas Killim.

 

Seluruh pebalap downhill akhirnya langsung diterbangkan keluar dari Palu menggunakan pesawat Hercules milik TNI tepat pada Sabtu (29/9/2018) pagi kemarin. Perjalanan Palu-Makassar hingga Jakarta pun ditempuh menggunakan pesawat yang notabene bukan armada komersial ini.

 

“Kami sangat beruntung selamat dan semoga semua korban juga masyarakat Palu diberikan ketabahan dan kekuatan. Sungguh musibah yang tidak pernah kita inginkan,” pungkas Killim.