News Detail

Watu Cenik In Action, When The Masters Said

Wonogiri - Even balap sepeda downhill terbesar di Asia, 76 Indonesian Downhill 2019 resmi dimulai Sabtu (29/6/2019) dimulai dengan sesi seeding run. Pebalap-pebalap kelas Master pun menjadi yang melibas indahnya track Watu Cenik Wonogiri Jawa Tengah. 

Di kelas paling senior Master E, Suwarno Nolliex dari Polygon Spartan Racing Team masih belum bisa dikejar para pesaingnya. Mbah Nolliex begitu ia akrab disapa memuncaki seeding dan mengaku harus lebih ngos-ngosan di tahun baru ini. 

“Kemarin kan istirahat event ini cukup lama, memang lebih berat jadinya. Apalagi Watu Cenik ini ternyata juga tambah panjang tracknya, ngos-ngosan sedikit tapi tambah menantang karena ada drop besar di sebelum finish tadi,” the senior said. 

Bergeser ke Master D, Daryanto aka Pak To dari MUD Brothers, tampil cepat dan menjadi tercepat di seeding run. Pak To harus susah payah mengatur setting sepeda dan nafas untuk melibas 1580 meter Watu Cenik. 

“Seeding tadi harus atur nafas karena track sulit tak bisa asal kencang saja. Tracknya diubah, ada beda jalan antara prestasi dan hobi tapi itu karena finish lebih panjang jadi butuh tenaga. Ban sangat pengaruh di sini, pakai ban 250 kemarin lepas-lepas karena banyak batu di track, akhirnya hari ini pakai ban 260 lebih baik,” ungkap Pak To. 

Di kelas Master C, Muhammad Kurniawan Shawor dari MUD Brothers melihat dari sisi berbeda perlombaan kali ini. Menjadi yang tercepat, ternyata bukan hanya keberuntungan bagi Shawor. 

“Sebelum lomba tadi saya berdoa itu pasti, kemudian stretching badan sambil mengingat track. Ternyata hari ini bisa dapat tercepat semoga besok bisa mempertahankan posisi, Insyaallah,” ungkap Shawor. 

Sementara kata-kata menarik juga diungkap Herman Doran dari Ragos 42H Ciwidey, pemuncak seeding Master B yang mengaku akan melihat bagaimana pebalap kelas Expert bermain. “Saya tercepat di seeding hari ini, tapi tetap harus banyak belajar jadi setelah ini persiapan mau lihat expert main, mau curi-curi mereka pilih jalur mana agar catatan waktunya cepat, mereka lebih banyak pengalaman dan saya harus banyak belajar,” imbuh pebalap satu ini dengan logat Sundanya. 

Di kelas Master termuda, thats it Master A, Aditya Rahadian dari Gopad memimpin sementara di seeding run dan sedikit bernafas lega. Meski begitu, di final run esok hari semua hal bisa terjadi yang membuat pebalap Gopad tersebut akan berusaha lebih fokus melalui racing line sendiri. 

“Besok mungkin lebih fokus lagi karena pasti pebalap lain hari ini belum maksimal. Berusaha lagi lebih cepat, dan mudah-mudahan bisa bertahan di atas,” tandas dia tersenyum. 

Di final run esok hari, masih sangat mungkin terjadi perubahan lebih menarik lagi. Kita tunggu siapa saja yang bakal finish di podium tertinggi masing-masing kelas nanti.