76 Indonesian Downhill kembali digelar di Ternadi Bike Park, Kudus, Jawa Tengah (30/09-01/10). Track yang membentang di sisi selatan Gunung Muria ini bakal jadi saksi persaingan 166 riders untuk podium tercepat.

Cuaca cerah beberapa hari ke belakang tentu akan jadi pembeda dari laga 76 IDH tahun lalu. Kali ini, Ternadi menjamu para riders dengan sajian dry terrain-nya.

“Kalau tahun lalu, karena terkena hujan, track jadi lebih padat. Lebih enak karena ban lebih menempel dengan track.” ungkap Wahyu Purnama, Track Manager 76 IDH 2023.

“Untuk tahun ini memang lebih fast and loose. Karena musim kemarau dan tidak ada hujan, akhirnya kontur tanahnya jadi gravel. Mau pakai ban apapun akan tetap licin dan lebih sedikit ekstrim. Jadi, tidak semudah tahun kemarin.” imbuhnya.

Bicara soal sections, pria yang kerap disapa WP ini mengatakan bahwa tak banyak yang berubah dari Ternadi. Perubahan paling jelas bisa terlihat di section Rock Garden yang kali ini jauh lebih ekstrim ketimbang sebelumnya.

“Section Rock Garden yang tahun lalu dipakai  kelas Elite sekarang dipakai untuk kelas Hobi. Sedangkan untuk kelas Elite: Men Elite, Men Junior, dan Women Elite kita buatkan line baru, full batu, lebih stiff dan technical.” ujarnya.

Selain Rock Garden, masih ada spot-spot ekstrim lainnya yang siap menantang nyali para riders. Seperti section Drop Kayu sebelum Rock Garden dan Table Top di intermediate.

Di atas track sepanjang 2.4 km dan elevasi sekitar 300 m ini, tantangan bukan cuma datang dari track sections dan kontur tanah, tapi juga angin yang brutal beberapa hari terakhir.

“Kondisi angin kencang seperti ini akan berpengaruh sekali, terutama di big air sections seperti Drop/Table Top, karena risiko riders untuk terlempar cukup besar. Apa lagi di area start yang anginnya lebih besar.” ungkap WP.

Di ujung sesi Official Practice (29/09), deru angin Ternadi sudah tak seberingas hari sebelumnya. Semoga di sesi Seeding Run (30/09) dan Final Run (01/10) nanti, Ternadi masih rela untuk berbaik hati.