Yogyakarta - Mohammad Abdul Hakim, yang akrab disapa Jambol berhasil meraih posisi paling prestisius sebagai pemuncak overall kelas Men Elite A 76 Indonesian Downhill 2018 dengan total poin 845. Tantangan baru pun kini membentang bagi pemuda kelahiran Kota Ukir, Jepara di tiga seri tahun 2019.
Tak ingin berpuas diri, Jambol pun mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut seri pertama di Watu Cenik Wonogiri Jawa Tengah 29-30 Juni 2019. Kamis (27/6/2019) kemarin, ia sudah menyelesaikan sesi walking track dan mencari jurus jitu bagaimana menaklukkan obstacle bukit yang berkarakter highspeed tersebut.
Indonesiandownhill.com berkesempatan berbincang dengan Jambol sebelum memulai seri perdana Watu Cenik Wonogiri yang akan digelar 29-30 Januari 2019. Jambol sendiri mengaku baru benar-benar baru mempersiapkan diri usai Lebaran kemarin setelah sebelumnya menyesuaikan jadwal berpuasa.
“Setelah Lebaran ini fokus latihan endurance untuk menjaga kebugaran tubuh diselingi downhill juga biasanya latihan di Ternadi Kudus. Saya harus persiapan lebih baik untuk tahun ini agar bisa lebih baik, paling tidak mempertahankan juara overall,” ungkap pebalap hitam manis asli Jepara ini.
Sebelum seri 76 Indonesian Downhill 2019 dimulai, Jambol terbilang beruntung memiliki masa persiapan yang mungkin luar biasa. Betapa tidak, bersama Khoiful Mukhib rekan satu tim di 76 Team, ia mendapat kesempatan mengikuti kejuaraan downhill di Eropa tepatnya Kranjska Gora Slovenia.
“Kebetulan kemarin sempat ikut main di Slovenia, di kejuaraan IXS European Series. Lalu menonton langsung world cup di Maribor Slovenia. Saya benar-benar belajar banyak di sana, bisa untuk bekal menghadapi seri tahun ini,” sambung dia tersenyum.
Meski menilai karakter track sangat berbeda dengan di Indonesia, namun Jambol mengaku dapat banyak pengalaman saat berada di Eropa. Diakuinya, profesionalisme downhillers dunia mampu menginspirasinya untuk bergerak maju menjadi pribadi lebih baik kedepan.
“Banyak sekali pebalap pro yang ada di sana, dan saya dapat ilmu jadi atlet yang profesional. Mudah-mudahan jadi bekal berharga untuk karier saya tahun ini dan kedepan,” pungkas Jambol.
Tahun 2018 lalu, catatan Jambol sebenarnya terbilang cukup baik dengan konsistensi berada di papan atas yang tetap menjadi keunggulan. Di seri pertama Jambol finish di posisi 7, lalu melesat ke peringkat 2 di seri kedua. Di seri ketiga Jambol berhasil meraih podium pertama, di seri keempat meraih podium 2 dan di seri pamungkas ia menempati posisi keenam.
Misi Jambol untuk mempertahankan gelar tahun 2019 ini tampaknya membutuhkan usaha ekstra. Men Elite yang tahun lalu dibagi dalam dua kelas, A dan B kali ini disatukan sehingga persaingan antar pebalap akan semakin sengit.
Sebut saja Rendy Varera Sanjaya dan Agung Prio Apriliano ‘Super Prilly’ yang begitu digdaya di Men Elite B tahun 2018 lalu, atau kembali bugarnya Khoiful Mukhib yang tak lagi berkonsentrasi Asian Games tampaknya akan jadi tantangan tersendiri bagi Jambol. Tentu situasi ini akan semakin mendebarkan bagi Jambol namun seru disaksikan pecinta downhill di manapun berada hingga akhir seri 2019 nanti.
Menarik menantikan langkah Jambol di tahun ini, dan para pesaing yang siap mengkudeta posisi juara overall. Ayo Mbol, kerja lebih keras jadi tercepat di tahun 2019